Tridharma telah dirintis sejak tahun 1934 oleh Bapak Kwee Tek Hoay dengan adanya perkumpulan Sam Kauw Hwee, yang kemudian berkembang menjadi perkumpulan Gabungan Sam Kauw Indonesia.  Pada tahun 1976, perkumpulan tersebut berubah nama menjadi Gabungan Tridharma Indonesia (GTI), dimana salah satu seksinya adalah Seksi Penceramah yang dikenal dengan nama Majelis Rohaniawan Tridharma  Indonesia.   Selanjutnya,  pada tanggal 3 Januari 1999, nama organisasi ini berubah menjadi Majelis Agama Buddha Tridharma Indonesia.  Pada tahun 2017, Majelis Agama Buddha Tridharma Indonesia resmi menjadi badan hukum perkumpulan dengan nama Majelis Agama Buddha Tridharma Indonesia yang disingkat Magabutri.

Melihat perjalanan sejarah dan perkembangan Magabutri hingga saat ini, sudah saatnya bagi Magabutri untuk memiliki tempat yang dapat menjadi pusat kegiatan organisasi ini dan organisasi-organisasi yang terafiliasi dengannya.  Tempat ini akan digunakan sebagai kantor sekretariat, ruang rapat/meeting room, ruang kelas untuk diklat, ruang serbaguna dan berbagai fasilitas lainnya yang mendukung kegiatan keagamaan, sosial, budaya, dan pendidikan.

Keinginan untuk mempunyai tempat sebagai pusat kegiatan ini mendapat respon positif dari salah satu umat yang dengan sukarela mendanakan sebidang tanah seluas 812 m2 di daerah Pondok Gede, Bekasi untuk dibangun sebagai pusat kegiatan Magabutri dan organisasi-organisasi yang terafiliasi dengan Magabutri.  Meskipun tanah sudah tersedia, pembangunan gedung di atas tanah tersebut memerlukan dana yang tidak sedikit.  Gedung yang direncanakan akan dibangun di atas tanah tersebut adalah Gedung Serbaguna Tridharma, yang dirancang dengan 3 lantai.